JAKARTA — Menjelang akhir 2025, Garuda Indonesia mematangkan rencana untuk menggelar Travel Fair keliling di tujuh kota besar Indonesia, sebagai upaya memperkuat jaringan pariwisata nusantara dan menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat. Dalam skema ini, maskapai nasional berharap dapat memacu pertumbuhan wisata domestik, sekaligus membangkitkan optimisme sektor perjalanan udara di tengah tantangan global.
Berdasarkan keterangan resmi dari Garuda Indonesia, gaya penyelenggaraan Sales Office Travel Fair (SOTF) menjadi salah satu model yang akan diboyong ke sejumlah kota di luar Jakarta, untuk mendekatkan akses bagi calon penumpang yang belum memiliki kesempatan mengakses promosi di kantor pusat.
Dalam program SOTF 2025, periode penerbangan yang ditawarkan meliputi rentang domestik mulai 28 Januari 2025 hingga 22 Januari 2026, serta rute internasional mulai 23 Januari 2025 hingga 22 Januari 2026.
Sebelumnya, Garuda Indonesia telah sukses menjalankan Garuda Online Travel Fair (GOTF) 2025, menghadirkan promo khusus dan potongan harga lewat kanal digital, dengan penawaran sekitar 68.000 kursi penerbangan.
Garuda Indonesia
Program GOTF ini dijadikan basis pelajaran bagi Garuda dalam merancang event offline yang menjangkau daerah-daerah, agar potensi pasar di kota-kota tier II dan III bisa lebih tergarap.
7 Kota Target & Tim Agenda
Meskipun belum diumumkan secara resmi ketujuh kota yang akan disinggahi, pengamat industri penerbangan memperkirakan kota-kota seperti Surabaya, Medan, Makassar, Denpasar, Palembang, Yogyakarta, dan Bandung masuk dalam radar utama sebagai lokasi Travel Fair karena akses bandara dan potensi wisata yang tinggi.
Tim promosi Garuda disebut sedang menjalin koordinasi intensif dengan pemerintah daerah, pengelola bandara, dan stakeholder pariwisata setempat untuk memastikan lancarnya pelaksanaan event ini. Mereka juga tengah merancang paket diskon eksklusif, flash sale, dan bonus miles loyalitas yang bisa diakses langsung di lokasi pameran.
Dampak dan Tantangan
Event Travel Fair keliling ini dimaksudkan tidak hanya sebagai ajang promosi tiket murah, melainkan juga sebagai penggerak ekosistem pariwisata lokal: mengundang agen perjalanan lokal, hotel, transportasi darat, hingga pelaku UMKM khas daerah untuk turut tampil. Dengan demikian, dampak ekonomi lokal diharapkan ikut tumbuh seiring meningkatnya kunjungan wisatawan ke kota-kota tersebut.
Namun, tantangan utama tetap pada logistik penyelenggaraan, pengaturan antrian dan keamanan, serta koordinasi antarlembaga daerah yang kadang bersinggungan birokrasi. Apabila tidak dikelola baik, reputasi maskapai di mata konsumen bisa terganggu oleh pengalaman negatif di lapangan.
Seiring persiapan event ini, Garuda Indonesia juga memanfaatkan momentum akhir tahun dan libur panjang nasional sebagai katalis untuk menarik minat wisatawan. Dengan memadukan event offline (Travel Fair keliling) dan kanal digital (seperti GOTF), Garuda berharap penetrasinya di pasar domestik akan lebih merata, tidak hanya terkonsentrasi di kota besar ibu kota.
